Novel MEMORI: Tentang Cinta yang Tak Lagi Sama

Sampulnya yang apik makin bikin penasaran kan? :D
               Memori ialah novel yang ditulis oleh Windry Ramadhina dan diterbitkan oleh Gagas Media. Novel ini baru aku beli hari Jumat lalu di Gramedia, Kotabaru, Jogja. Sebelumnya aku pengen beli novel ini karena di rekomendasikan oleh Kak Prisca Primasari, ketika dia nge-tweet: 4 of 5 stars for Memori. Dari review yang dibuat Kak Prisca sih kayaknya novel ini lumayan bagus. Setelah itu, cuss deh ke Gramed.
                Ketika Memori sudah di tangan, malamnya aku malah terkapar gara-gara flu berat. Jadi aku bacanya sambil tiduran gitu, soalnya penasaran banget. Sabtu pagi udah lumayan baikan, jadi Sabtu malem selesai sudah aku baca novelnya. Eh…. Minggu paginya malah kondisi badan tambah down -__-
Cinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi.
Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.
Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.
Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.
                Hm. Isi cerita dari Memori sendiri tentang seorang arsitektur di Virginia, USA, bernama Mahoni yang berasal dari Indonesia. Dia mandiri, perfeksionis, dan tidak suka berkompromi dengan klien. Karena menurutnya arsitek itu pekerja seni dan tidak seharusnya membuat desain sesuai pesanan. Orang tua Mahoni sendiri sudah bercerai. Ayahnya sudah memiliki istri baru dan seorang anak.

                Satu ketika, Mahoni terpaksa pulang ke Jakarta karena Ayahnya dan ibu tirinya meninggal dunia karena kecelakaan. Awalnya Mahoni hanya akan pulang 2 hari, tetapi dia diminta menjaga adik tirinya, Sigi. Sehingga dia terpaksa memperpanjang cutinya. Di Jakarta dia bertemu seorang teman kuliahnya dulu, Simon. Masa lalu di antara mereka secara perlahan menguar kembali ke masa kini.
                Kalau ditanya tentang apakah novel ini, mungkin aku akan menjawab novel ini tentang keluarga, cinta, dan pekerjaan dengan porsi yang sama satu sama lain. Dalam Memori, digambarkan betapa pahit dan menyakitkannya masa lalu Mahoni kemudian perlahan dia mulai menerima Sigi dan kondisinya saat itu, cinta masa lalu antara Mahoni dan Simon, juga dunia arsitektur. Semuanya dirangkai Kak Windry dengan ringan dan tidak berlebihan.
                Sebenarnya aku enggak begitu paham hal-hal dalam arsitektur, seperti jenis-jenis rumah posmo, mediteran, dan folkloric. Walaupun sudah dideskripsikan dengan baik di novel tersebut, aku masih browse di google biar paham secara visual hehe. Aku juga baru tahu profil tokoh-toko arsitek terkenal, seperti Frank O. Gehry dan Rem Koolhaas. Saking menariknya penjabaran dunia arsitektur, aku jadi pengen jadi arsitek terus desain rumahku sendiri hahaha. Ini bener-bener hal baru :p
Guggenheim Museum (Bilbao, Spain) oleh Frank O. Gehry
                Overall, seperti biasa novel keluaran Gagas Media akan terlahap habis dalam satu dua malam. Isi cerita novel-novelnya menarik dan jarang yang klise, seperti novel Memori ini.  Mau pinjem? Text me. Mau beli? Ke Gramedia sonoh ndak keburu habis ;))

Comments

Popular Posts