Jagoan Kita, GUNDALA

     Seneng banget. Sampai akhir Agustus 2019, so far film Indonesia yang aku tonton beneran bagus-bagus. 27 Steps of May, Hit 'N Run, Dua Garis Biru, juga Bumi Manusia (yang ini not that bad kok). Indonesia finally reached higher level of the cinematic industry. Kalo segi cast film emang balik ke akting masing-masing aktor ya, tapi kalo dari segi cerita aku ngerasa tema yang diangkat makin luas, fresh, dan bahkan ngangkat tema yang "tabu". Namun masih bisa banget dinikmati karena writing dan pesan yang ingin disampaikan ngga terkesan menggurui.
   Dan film terakhir yang aku tonton, tak lain dan tak bukan, adalah Gundala! Film superhero. Sejujurnya aku lebih suka film-film drama sih, daripada film action-superhero karena yah format ceritanya kayak gitu lagi, kayak gitu lagi. Tapi aku ngga mau melewatkan film superhero satu ini. Alasannya adalah karena aku sangat excited dan penasaran dengan bakal kayak gimana film ini jadinya. Kalian udah nonton? Yuk bahas dari beberapa hal (ngga spoiler kok)!

sumber: kincir.com
----

      Story.
     Sama seperti ketika aku nonton Bumi Manusia yang aku ngga baca novelnya, sebelum nonton Gundala aku juga ngga tau dan belum pernah denger cerita tentang jagoan satu ini. Btw let's call him JAGOAN, not superhero. Kita dibawa ke cerita Sancaka masih kecil, dari yang hidup bertiga dengan ayah ibu sampai jadi sebatang kara. Satu aspek yang selalu dibawa di film ini adalah keluarga. Hampir setiap karakter selalu ada keluarganya yang terlibat. Padahal aku nih paling lemah lah kalo urusannya dah sama keluarga, jadi gampang berkaca-kaca. Hadeh.___.
     Gundala sebagai jagoan apakah muncul tiba-tiba? Tentu tidak. Munculnya jagoan itu biasanya karena ada villain yang hadir. Musuh Gundala ini adalah Pengkor, seorang mafia, yang anak buahnya (atau lebih cocok disebut 'anak Bapak', if ya know what I mean), wagelaseeeh banyak banget! Build up story untuk karakter Pengkor juga disusun rapi, ngga ujug-ujug jadi jahat. Terus motif kejahatannya apa? Hehehehe to be honest, ya masih tipikal film superhero gitu lah. Tapi ini lebih broad, tentang moral dan perdamaian (ini keyword nya haha).
     Action.
    Jujur, untuk film Indonesia soal scene berantem ini udah khatam sih sejak the Raid atau The Night Comes For Us yang isinya kayanya 99,9% berantem haha. Sementara di film ini ada beberapa scene yang menurutku agak ganggu ketika banyak scene yang motongnya kayak kurang rapi. Misalnya, ketika berantem sama ini, terus ganti scene, terus tiba-tiba berantem sama yang lain. Musuh yang tadi pergi kemana dah? Kayak ilang gitu aja. Jadi, menurutku yang agak ganggu adalah editingnya ya, kalo soal berantemnya sih dah good job.
    Setting(++).
   Kalo aku inget - inget kayaknya lokasi cerita Gundala ini ngga spesifik nyebut suatu daerah di Indonesia. Satu-satunya tempat yang aku inget cuma Tenggara. Mungkin ini kenapa bahasa yang dipake most of the time itu bahasa baku ya, ngga ada logat mana gitu. Yang keinget cuma logat Maluku, itu juga cuma bentar banget. I dont know, did I miss anything? Next.. CGI. Perlu dibahas juga kah? CGI Indonesia sejauh mana sih? Hehe.. menurutku lumayan smooth karena CGI ngga selalu dibutuhin di film ini.
    Soal wardrobe menurutku juga oke oke aja. Make up artist? Kalo kalian nonton trailernya, pasti liat si Pengkor punya bekas luka bakar di mukanya. Aku yakin ini lumayan PR sih buat tim MUA. Meskipun ngga semeyakinkan itu (menurutku hasilnya agak kaku), sempet lho muka Pengkor ini bener-bener disyut close-up beberapa detik, wiw. Music scoring? Eh ini kenapa aku ngga begitu merhartiin yah.. Yang keinget cuma pas ada lagu diputer dan bikin keinget film Joko Anwar lainnya. Langsung aku ngakak dong. Bisa-bisanya haha.
    Cast and character.
  Ini masih perlu dikomentarin? Gundala kan film bertabur aktor papan atas. Saking banyaknya karakter di film ini, aku sampe susah inget nama-namanya. Entah politikusnya, entah villain nya. Tapi dari semuanya ngga ada yang left-behind sih, semua dapet porsi masing-masing.
    Overall.
   Sejak Jagad Sinema Bumi Langit dirilis ke publik, orang-orang secara ngga langsung akan ada ekspektasi somehow film ini yah akan kayak film Captain America atau Iron Man. Kindly remind you that I'm not a die hard fan of superhero movie. Aku dah lupa-lupa inget film Avenger awal. Aku juga ngga nonton film jagoan Indonesia sebelumnya, kayak Wiro Sableng hehe. Cerita di film Gundala ini dibikin seluas mungkin, tempat yang gatau dimana tapi waktunya bisa dikira-kira sih dari nomor plat mobil, terus packed with a lot of characters yang belum dijelasin siapa dia. Ini sih emang modal untuk sekuel film selanjutnya.. Apalagi di klimaks film ini, ada karakter baru yang muncul yang bikin kita attracked plus curious
   Selain itu, penonton juga dibikin bertanya-tanya.. apakah Tara Basro di film ini nanti yang akan jadi Merpati? Terus gimana dengan cast lain yang termasuk di Jagad Sinema Bumi Langit? Yang pasti penonton keluar dari bioskop jadi ngga sabar nunggu film selanjutnya sih, apakah akan rilis tahun depan? Atau 2021? Atau 2022? Secara katanya jilid pertama ini akan berakhir di tahun 2025. Till the next 6 years, whoops.. Anyway, dear Joko Anwar and all crews you did a really good job! Congrats. I'm a fan.
sumber: rojakdaily.com

----

    Penonton setia Marvel Cinematic Universe pada excited nonton JSBL ngga si? Secara kalo MCU dimanjakan dengan komedi dan CGI. Aku harap sih mereka tetep excited ya. Jangan sampe film lokal sebagus ini dilewatkan gitu aja. Sayang banget kalo ngga mendapat apresiasi dari sodara sebangsanya. Oya, kalo udah rencana nonton, tonton sampe abis ya. Jangan lewatkan post credit scene nya! Bye~

----

Ps. Namanya Sancaka, tapi kenapa dia disebut sebagai Gundala sih? Astaga aku kelewatan apa gimana??

Comments

Popular Posts